Mitos dan Fakta tentang Jenglot

Mitos dan Fakta tentang Jenglot. Hal-hal yang berbau mistis dan gaib memang tak pernah jauh dari masyarakat Indonesia. Dan salah satunya adalah sosok Jenglot. Jenglot merupakan mahluk gaib yang berukuran kecil dan mempunyai paras yang menyeramkan. Entah bagaimana awal mula keberadaan Jenglot ini, namun yang pasti dari latar belakang cerita di dalamnya berhasil membuat masyarakat khawatir ketika menemukan makhluk gaib yang satu ini.


Kali ini saya akan memberikan beberapa Mitos dan Fakta unik mengenai Jenglot.

MITOS :
  1. Sebuah Mitos mengatakan tentang asal-usul Jenglot. Makhluk dengan ukuran panjang 5 sampai 10 cm dengan wujud yang seperti mummy ini berasal dari petir. Seorang paranormal asal semarang mengatakan kalau Jenglot berasal dari petir yang dipegang oleh seorang wali, yaitu Syekh Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri dan Sunan Ampel. Ketiga wali itu memegang petir karena menyambar-nyambar saat mereka berjalan. Kemudian petir itu ditangkap dan disabdo. Secara fisik menjadi Jenglot berbentuk manusia, akan tetapi sebenarnya itu adalah jin.
  2. Jenglot Makhluk hidup di tengah hutan. Ada sebuah Mitos lagi yang mengatakan bahwa jenglot banyak ditemukan di beberapa wilayah nusantara. Seperti Kalimantan, Jawa dan Bali. Jenglot dipercaya mempunyai kekuatan mistis dan memakan darah manusia. Jenglot juga dipercaya dapat mengundang bencana. Dalam Wikipedia berbahasa Indonesia tertulis bahwa Jenglot hidup di hutan belantara yang penuh dengan pohon raksasa tempat persembunyiannya. Bentuknya yang kecil membuat Jenglot berjalan lambat. Jenglot hanya bisa keluar pada waktu malam hari karena tak ada binatang buas dan manusia yang akan mengganggunya dan menyebabkan kepunahan.
  3. Jenglot merupakan benda mati tetapi mempunyai daya spiritual hidup. Menurut beberapa literatur Jenglot ditemukan pada saat sejumlah paranormal melakukan tirakat di Wlingi, Jawa Timur pada tahun 1972. Mereka kemudian mendapatkan jenglot tersebut. Jenglot berjenis kelamin lelaki itu konon bisa membantu mengamankan pemiliknya dari segala macam bahaya. Jenglot sendiri diyakini sebagai benda mati. Namun daya spiritualnya tetap hidup. Oleh karena itu Jenglot harus diberi makan oleh orang yang memilikinya. Yang menarik makanan dari jenglot ini adalah darah manusia, akan tetapi bukan sembarang darah melainkan darah golongan O dan AB juga minyak wangi.
  4. Ada Jenglot jelmaan petapa. Pendapat lain menyebutkan bahwa Jenglot pada masa ribuat tahun yang lalu adalah seorang petapa yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu tersebut diyakini sebagai ilmu keabadian yang berarti setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. Kemudian sang petapa menjadi emosional dan merasa sebaga jawara. Dan akhirnya tubuhnya pun menyusut dan mengecil. Empat taringnya kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya. Dan akibat kutukan itu jasad jenglot tidak diterima di dunia dan rohnya tidak diterima di akhirat. Maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil.

FAKTA PENELITIAN :
  1. Kulit Jenglot memiliki karakteristik DNA seperti manusia. Fakta yang mencengangkan bahwa contoh kulit jenglot yang diperiksa mempunyai karakteristik sebagai DNA (deoxyribosenucleic acid) manusia telah ditemukan oleh Djaja Surya PhD, dari Universitas Indonesia selaku pihak yang berkesempatan meneliti makhuk yang satu ini. "saya kaget menemui kenyataan ini," ujar Djaja, doktor di bidang DNA forensik lulusan Kobe University Jepang, 1995. Tetapi saat itu Djaja menolak anggapan seolah dirinya mengakui Bahwa jenglot sebagai manusia.
  2. Jenglot tak memiliki struktur tulang. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Budi Sampurna di bagian Forensik RSCM, ternyata jenglot tidak memiliki struktur tulang. Hasil rongent hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala sampai badan. Hal itu membantah anggapan bahwa jenglot adalah jelmaan manusia yang juga memiliki tulang seperti manusia pada umumnya. Selain itu penelitian ini juga membantah anggapan jika jenglot berasal dari manusia yang berubah bentuk dan mengecil.
  3. Jenglot tak memiliki jaringan kuku dan empat gigi. salah seorang pengoleksi jenglot bernama Hendra sempat menolak koleksinya untuk dibedah dan diteliti dengan alasan jasad jenglot akan rusak. Dan pada akhirnya dia bersedia koleksinya untuk di bedah. Dari hasil pembedahan, didapat informasi bahwa selain jenglot tak memiliki struktur tulang, juga tidak ditemukan jaringan kuku dan empat gigi. " Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya, " ujar Muh. Ilyas, salah satu anggota tim forensik.
  4. Jenglot tak memiliki struktur seperti manusia. Dalam masyarakat berkembang anggapan bahwa jenglot bisa dikatakan jelmaan manusia. Namun hasil tersebut tidak valid dan masih perlu penelitian lebih jauh. " Makhul hidup itu perlu makan dan bernapas. Lalu strukturnya perlu tulang, jantung, paru dan lainnya. Jenglot tak mempunyai itu semua, " kata Dokter Budi Pramono. Dia beranggapan bahwa jenglot adalah karya mistis yang tak mengandung tantangan ilmiah.
Menarik bukan Mitos dan Fakta tentang Jenglot ini.

Related Posts :

0 Response to "Mitos dan Fakta tentang Jenglot"

Posting Komentar